Minggu, 24 Juni 2018

Tentang Fotografi



Fotografer Wedding Apakah Menjanjikan?
Wahyu Kusumaning Pambudi

            Sebagian besar orang yang memperlangsungkan prosesi sakral yaitu pernikahan pasti tidak ingin terlupakan begitu saja moment sakral tersebut karena hanya dilakukan sekali seumur hidup, maka dibutuhkannya suatu dokumentasi yang berupa foto maupun video. Namun akhir-akhir ini dokumentasi foto mengalami perkembangan yang begitu pesat, banyak pilihan fotografer yang sangat bagus, style atau gaya foto mereka juga sangat berbeda antara satu sama lain yang berakibat baik bagi dunia fotografi.

            Seorang fotografer wedding atau pernikahan haruslah mempunyai jiwa seni (art) yang mumpuni agar foto-foto yang dihasilkan beragam tidak monoton, oleh karena itu kadang fotografer melatihnya dengan mengikuti acara fotografi yang sering diselenggarakan oleh KFI (Komunitas Fotografi Indonesia) disetiap kota dengan tema pernikahan atau bridal. Fotografer juga biasanya sharing dengan fotografer lain untuk lebih mendalami teknik foto yang mungkin belum diketahui oleh fotografer tersebut, hal ini sangat mempengaruhi kualitas hasil-hasil foto kedepannya. Fotografer dapat dinilai dari berapa banyak pernikahan yang ditangani yang biasanya disebut jam terbang, semakin banyak jam terbang seorang fotografer maka semakin bagus pula kualitas foto yang dihasilkannya.

            Fotografer wedding termasuk dokumentasi bukan mengarahkan objek jadi fotografer harus tahu tempat-tempat yang mungkin akan terjadi sebuah moment penting tersebut, fotografer bisa melakukan blocking tempat terlebih dahulu sebelum acara dimulai, untuk melakukan hal tersebut fotografer harus datang lebih awal untuk blocking tempat, berkoordinasi dengan videografer, koordinator lapangan dan persiapan kamera atau flash yang mungkin dibutuhkan nanti saat acara berlangsung.

            Indonesia adalah negara dengan sekian banyak budayanya maka berbeda pula adat pernikahan disetiap propinsi, contohnya di Jawa Tengah dengan adat jawanya yang cukup banyak prosesi akad nikah dan resepsinya seperti siraman, seserahan, tumplek ponjen, sungkeman dan masih banyak lagi, namun biasanya disetiap kota atau kabupaten sedikit berbeda dalam prosesi adatnya, maka dari itu seorang fotografer sangat dituntut untuk mengerti akan beragamnya prosesi adat pernikahan disetiap daerah dengan cara menggali informasi dengan koordintor lapangan atau rias pengantin karena diadat jawa seorang rias pengantin sangat mengerti tata cara adat pernikahan yang cukup rumit tersebut, rias pengantin di Jawa Tengah disebut “dukun pengantin”. Jadi moment penting tidak terlewat begitu saja.

            Selain budaya Indonesia juga terkenal dengan beragamnya kepercayaan atau agama, setiap agama juga berbeda pula prosesi akad pernikahannya jadi kembali lagi seorang wedding fotografer harus peka dan mengetahui tahap-tahap acara. Terkadang pernikahan berlangsung di rumah ibadah agama tersebut, diwajibkan untuk meminta izin kepada pengurus rumah ibadah apa saja yang tidak boleh dilakukan dan tempat mana saja yang tidak boleh sembarang orang disitu, sering kali flash atau lampu tambahan tidak boleh digunakan jadi fotografer harus memaksimalkan alat yang dibawa seperti menggunakan lensa dengan bukaan lebar antara f1.2-2.0 untuk menghasilkan gambar yang lebih cerah dengan minimnya cahaya.

            Apakah sangat menjanjikan menjadi seorang fotografer wedding karena tidak setiap hari ada pasangan yang menikah?. Pertanyaan tersebut yang sangat sering sekali dijumpai oleh seorang fotografer wedding entah ditanya oleh teman, pacar bahkan calon mertua. Harus pintar-pintar menjawabnya kadang seseorang berbeda pandangannya dengan fotografer. Pendapatan seorang fotografer wedding sebenarnya sangat cukup, untuk sebuah pernikahan saja seorang fotografer pemula dibayar Rp200.000,- sampai Rp500.000,- untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur mungkin lebih besar lagi di Jakarta maupun Jawa Barat. Berbeda lagi dengan fotografer profesional hingga mencapai puluhan juta untuk satu kali pemotretan. Jadi semakin berkualitas fotografer maka semakin besar pula pendapatannya. Ada beberapa cara agar tetap bisa makan dengan menjadi seorang fotografer wedding ketika tidak ada pernikahan. Yang pertama jangan jadikan profesi fotografer menjadi pekerjaan tunggal yaitu ada perkerjaan sampingan ketika tidak ada pekerjaan untuk memotret pernikahan tetap ada pemasukan dari pekerjaan tersebut. Kedua, mengikuti sebuah wedding organizer karena terdapat kontrak pekerjaan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak dari manajemen maupun fotografer, fotografer akan tetap digaji walaupun tidak ada pernikahan, untuk melakukan hal tersebut manjemen biasanya mengambil beberapa persen dari laba sebuah pernikahan untuk disimpan yang digunakan untuk menggaji fotografer saat tidak ada pernikahan sama sekali. Ketiga, menjadi fotografer serba bisa, tidak hanya menguasai foto pernikahan atau wedding saja fotografer sebaiknya biasa beberapa teknik foto komersil, yaitu majalah, produk, fashion, bangunan dan makanan. Terakhir, seorang fotografer bisa bekerjasama dengan makeup atau rias pengantin, biasanya dokumentasi memang satu paket dengan rias pengantin, jadi ketika client belum mendapatkan jasa fotografer maka sang rias pengantin sudah siap merekomendasikan partner fotografer yang sudah bekerjasama, namun laba yang didapat fotografer akan dikurangi untuk rias pengantin sebagai balas jasa.

            Kemudian cara menentukan tarif jasa fotografer wedding agar tidak terkesan murahan. Tentukan profesional fee (untuk fotografer) dan produksi fee (biaya produksi).
-         Profesional Fee
Harga untuk jasa fotografer meliputi memotret dan edit foto. Untuk menentukan harga bisa menggali informasi dengan teman fotografer maupun rias pengantin. Namun jangan terlalu murah karena memang jasa fotografer terkenal mahal tetapi dengan melihat keahlian maupun jam terbang dari fotografer tersebut.
-         Produksi Fee
Untuk Harga produksi fee sebaiknya dijelaskan secara rinci detailnya seperti biaya akomodasi, sewa alat, konsumsi, post produksi dan cetak sehingga client paham dan puas karena semua biaya yang client akan keluarkan sudah jelas.

            Menjadi Fotogfer wedding harus cerdas dalam bersosialisasi terhadap orang banyak karena setiap client akan berbeda sifat, pergaulan, dan umur. Jadi semakin baik fotografer bersosialisasi akan terlihat ramah dan membuat client semakin puas. Dan menjadi fotografer serba bisa sangat dianjurkan agar keahlian lebih banyak sehingga lebih fleksibel dalam bekerja. Dengan beragam agama dan budaya di Indonesia fotografer wedding harus lebih cekatan dalam mencari informasi tentang prosesi pernikahan dari masing-masing agama dan budaya di daerah tersebut.
Animated Cool Shiny Blue Pointer