Fotografer Wedding Apakah Menjanjikan?
Wahyu Kusumaning Pambudi
Sebagian
besar orang yang memperlangsungkan prosesi sakral yaitu pernikahan pasti tidak
ingin terlupakan begitu saja moment sakral tersebut karena hanya dilakukan
sekali seumur hidup, maka dibutuhkannya suatu dokumentasi yang berupa foto
maupun video. Namun akhir-akhir ini dokumentasi foto mengalami perkembangan
yang begitu pesat, banyak pilihan fotografer yang sangat bagus, style atau gaya
foto mereka juga sangat berbeda antara satu sama lain yang berakibat baik bagi
dunia fotografi.
Seorang
fotografer wedding atau pernikahan haruslah mempunyai jiwa seni (art) yang
mumpuni agar foto-foto yang dihasilkan beragam tidak monoton, oleh karena itu
kadang fotografer melatihnya dengan mengikuti acara fotografi yang sering
diselenggarakan oleh KFI (Komunitas Fotografi Indonesia) disetiap kota dengan
tema pernikahan atau bridal. Fotografer juga biasanya sharing dengan fotografer
lain untuk lebih mendalami teknik foto yang mungkin belum diketahui oleh fotografer
tersebut, hal ini sangat mempengaruhi kualitas hasil-hasil foto kedepannya.
Fotografer dapat dinilai dari berapa banyak pernikahan yang ditangani yang biasanya
disebut jam terbang, semakin banyak jam terbang seorang fotografer maka semakin
bagus pula kualitas foto yang dihasilkannya.
Fotografer
wedding termasuk dokumentasi bukan mengarahkan objek jadi fotografer harus tahu
tempat-tempat yang mungkin akan terjadi sebuah moment penting tersebut,
fotografer bisa melakukan blocking tempat terlebih dahulu sebelum acara
dimulai, untuk melakukan hal tersebut fotografer harus datang lebih awal untuk
blocking tempat, berkoordinasi dengan videografer, koordinator lapangan dan
persiapan kamera atau flash yang mungkin dibutuhkan nanti saat acara
berlangsung.
Indonesia
adalah negara dengan sekian banyak budayanya maka berbeda pula adat pernikahan
disetiap propinsi, contohnya di Jawa Tengah dengan adat jawanya yang cukup
banyak prosesi akad nikah dan resepsinya seperti siraman, seserahan, tumplek
ponjen, sungkeman dan masih banyak lagi, namun biasanya disetiap kota atau
kabupaten sedikit berbeda dalam prosesi adatnya, maka dari itu seorang
fotografer sangat dituntut untuk mengerti akan beragamnya prosesi adat
pernikahan disetiap daerah dengan cara menggali informasi dengan koordintor
lapangan atau rias pengantin karena diadat jawa seorang rias pengantin sangat
mengerti tata cara adat pernikahan yang cukup rumit tersebut, rias pengantin di
Jawa Tengah disebut “dukun pengantin”. Jadi moment penting tidak terlewat begitu
saja.
Selain
budaya Indonesia juga terkenal dengan beragamnya kepercayaan atau agama, setiap
agama juga berbeda pula prosesi akad pernikahannya jadi kembali lagi seorang
wedding fotografer harus peka dan mengetahui tahap-tahap acara. Terkadang pernikahan
berlangsung di rumah ibadah agama tersebut, diwajibkan untuk meminta izin
kepada pengurus rumah ibadah apa saja yang tidak boleh dilakukan dan tempat
mana saja yang tidak boleh sembarang orang disitu, sering kali flash atau lampu
tambahan tidak boleh digunakan jadi fotografer harus memaksimalkan alat yang
dibawa seperti menggunakan lensa dengan bukaan lebar antara f1.2-2.0 untuk
menghasilkan gambar yang lebih cerah dengan minimnya cahaya.
Apakah
sangat menjanjikan menjadi seorang fotografer wedding karena tidak setiap hari
ada pasangan yang menikah?. Pertanyaan tersebut yang sangat sering sekali
dijumpai oleh seorang fotografer wedding entah ditanya oleh teman, pacar bahkan
calon mertua. Harus pintar-pintar menjawabnya kadang seseorang berbeda pandangannya
dengan fotografer. Pendapatan seorang fotografer wedding sebenarnya sangat
cukup, untuk sebuah pernikahan saja seorang fotografer pemula dibayar
Rp200.000,- sampai Rp500.000,- untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur mungkin
lebih besar lagi di Jakarta maupun Jawa Barat. Berbeda lagi dengan fotografer
profesional hingga mencapai puluhan juta untuk satu kali pemotretan. Jadi
semakin berkualitas fotografer maka semakin besar pula pendapatannya. Ada
beberapa cara agar tetap bisa makan dengan menjadi seorang fotografer wedding
ketika tidak ada pernikahan. Yang pertama jangan jadikan profesi fotografer
menjadi pekerjaan tunggal yaitu ada perkerjaan sampingan ketika tidak ada
pekerjaan untuk memotret pernikahan tetap ada pemasukan dari pekerjaan tersebut.
Kedua, mengikuti sebuah wedding organizer karena terdapat kontrak pekerjaan
yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak dari manajemen maupun fotografer,
fotografer akan tetap digaji walaupun tidak ada pernikahan, untuk melakukan hal
tersebut manjemen biasanya mengambil beberapa persen dari laba sebuah
pernikahan untuk disimpan yang digunakan untuk menggaji fotografer saat tidak
ada pernikahan sama sekali. Ketiga, menjadi fotografer serba bisa, tidak hanya
menguasai foto pernikahan atau wedding saja fotografer sebaiknya biasa beberapa
teknik foto komersil, yaitu majalah, produk, fashion, bangunan dan makanan.
Terakhir, seorang fotografer bisa bekerjasama dengan makeup atau rias
pengantin, biasanya dokumentasi memang satu paket dengan rias pengantin, jadi
ketika client belum mendapatkan jasa fotografer maka sang rias pengantin sudah
siap merekomendasikan partner fotografer yang sudah bekerjasama, namun laba
yang didapat fotografer akan dikurangi untuk rias pengantin sebagai balas jasa.
Kemudian
cara menentukan tarif jasa fotografer wedding agar tidak terkesan murahan.
Tentukan profesional fee (untuk fotografer) dan produksi fee (biaya produksi).
- Profesional Fee
Harga untuk jasa fotografer meliputi memotret dan
edit foto. Untuk menentukan harga bisa menggali informasi dengan teman
fotografer maupun rias pengantin. Namun jangan terlalu murah karena memang jasa
fotografer terkenal mahal tetapi dengan melihat keahlian maupun jam terbang
dari fotografer tersebut.
- Produksi Fee
Untuk Harga produksi fee sebaiknya dijelaskan secara
rinci detailnya seperti biaya akomodasi, sewa alat, konsumsi, post produksi dan
cetak sehingga client paham dan puas karena semua biaya yang client akan
keluarkan sudah jelas.
Menjadi
Fotogfer wedding harus cerdas dalam bersosialisasi terhadap orang banyak karena
setiap client akan berbeda sifat, pergaulan, dan umur. Jadi semakin baik
fotografer bersosialisasi akan terlihat ramah dan membuat client semakin puas. Dan
menjadi fotografer serba bisa sangat dianjurkan agar keahlian lebih banyak
sehingga lebih fleksibel dalam bekerja. Dengan beragam agama dan budaya di
Indonesia fotografer wedding harus lebih cekatan dalam mencari informasi
tentang prosesi pernikahan dari masing-masing agama dan budaya di daerah
tersebut.